watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

AKIBAT MEROKOK DIWC SEKOLAH

Namaku Erlina atau biasa dipanggil Lina. Umurku
17 tahun dan masih sekolah di sebuah SMA
swasta di Jakarta. Bukannya narsis, tapi banyak
yang bilang wajahku cantik sehingga tak heran
jika banyak cowok yang mengejarku. Selain
wajahku yang manis aku juga memiliki kulit
yang putih mulus. Tapi yang lebih kubanggakan
adalah dadaku yang berukuran 34B yang untuk
ukuran anak seusiaku, ukurannya cukup besar
dengan puting berwarna merah kecoklatan,
karena sering kupelintir-pelintir. Cerita ini bermula
ketika aku ketahuan sedang merokok di WC
sekolah. Ya…aku memang pecandu berat rokok.
Sehari bisa habis sebungkus. Kalau sudah pingin
ngerokok aku sering curi-curi di WC sekolah.
Seperti siang itu, setelah pulang sekolah aku
langsung ke toilet wanita dan mengeluarkan
rokok dari tasku. Sambil menunggu sopirku
yang memang sering datang telat, aku mulai
menyalakan sebatang rokok. Suasana sekolah
sudah sepi karena siswa dan guru-guru sudah
pada pulang, makanya aku berani. Lagi asik-
asiknya merokok aku dikagetkan oleh dua orang
yang membuka pintu kamar mandi. Ternyata
mereka adalah penjaga sekolahku, Pak Togar
dan Kiryo. Aku pun ketangkap basah dan tak
bisa mengelak. Mereka menuduhku melakukan
pelanggaran berat di areal sekolah dan harus
dilaporkan. Tentu saja aku tidak menginginkan
hal itu terjadi. Bisa dibayangkan jika sampai
kejadian ini diketahui kepala sekolah maka aku
pasti dipecat dari sekolah ini. Aku tidak mau
sampai dipecat sehingga terjadi perdebatan dan
tawar-menawar di antara kami. Aku
menawarkan sejumlah uang kepada kedua
penjaga seklah itu. Kemudian Kiryo sesuatu pada
Pak Togar, entah apa yang dibisikkan lalu
keduanya mulai cengengesan melihat ke arahku.
Pak Togar lalu berkata,
“Gini saja, bagaimana kalau kita pakai sebentar
body Non buat biaya tutup mulut?”
“Huh, dasar…cowok dimana-mana sama aja,
selangkangan melulu isi kepalanya!” omelku
dalam hati
Sorot mata mereka membuatku nervous dan
jantungku berdetak lebih cepat, kakiku serasa
lemas bak kehilangan pijakan sehingga aku
menyandarkan punggungku ke tembok. Setelah
kupikir-pikir, akhirnya aku mengiyakan juga,
daripada aku dipecat dari sekolah ini mending
kurelakan tubuhku untuk kedua penjaga sekolah
ini. Lagian aku sudah tidak perawan lagi dan
termasuk gadis yang doyan ngesex. Tapi
bercinta dengan kedua orang ini membuatku
agak sedikit takut. Bagaimana tidak, Pak Togar
berumur 40 tahun dengan tubuh tambun
berambut cepak sudah agak beruban dan wajah
mirip tukang pukul, sedangkan Kiryo baru
berumur 24 tahun, tubuhnya kurus dekil,
dengan jenggot kambing yang jarang di
dagunya. Selain itu dari segi fisik, keduanya jauh
dari ganteng. Tapi tak ada pilihan lain bagiku
selain melayani nafsu mereka. Akhirnya aku
menganggukan kepala yang disambut dengan
tawa dari mereka.
“Hehehe…cantik, sexy… wah beruntung banget
kita Pak Togar!” kata Kiryo
“Iya Kir, anak SMA pula.ha..ha…”sambut Pak
Togar tertawa penuh kemenangan
Kedua penjaga sekolah itu lalu mendekatiku. Pak
Togar langsung melumat bibirku sebelum aku
sempat protes dan berkelit, sedangkan si Kiryo
meraba-raba dadaku yang kiri dari luar. Aku
memejamkan mata mencoba meresapinya, Pak
Togar makin ganas menciumiku ditambah lagi
tangannya ikut meremas-remas payudaraku
yang kanan. Aku hanya berdiam diri saja tak
memberikan reaksi. Sambil melumat, lidahnya
mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam
mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak
bebas menjilati lidahku hingga secara tak sengaja
lidahkupun meronta-ronta. Sambil memejamkan
mata aku mencoba untuk membawa diri
mengikuti arus permainan. Dengan kuluman
lidah Pak Togar yang agresif, ditambah
remasan-remasan telapak tangan mereka pada
payudaraku, birahiku pun dengan cepat naik.
Memang, aku sudah sangat terbiasa dan sangat
terbuai dengan permaian seperti ini hingga
dengan mudahnya Pak Togar mulai
membangkitkan nafsuku. Bahkan kini aku mulai
memberanikan diri menggerakkan tangan
memeluk kepala Pak Togar. Sementara di bawah
sana kurasakan sebuah tangan kasar meraba
pahaku. Aku membuka mata dan melihatnya, di
sana Kiryo mulai menyingkap rok SMA ku dan
merabai pahaku yang putih mulus.
“Mulus banget pahanya Non…bikin gemes
aja..nih…he..he..” sahut Kiryo sambil tangannya
makin merayap naik hingga selangkanganku.
Pak Togar lalu melepaskan ciumannya dan
berkata :
”Gua juga jadi penasaran ini dengan teteknya.
Semulus pahanya ga? Hahaha…”
Pak Togar lalu beralih dadaku. Seragam SMAku
yang agak ketat disingkapnya sehingga terlihatlah
buah dadaku yang masih terbungkus BH hitam,
itupun juga langsung diturunkan hingga dadaku
terekspos di hadapan mereka.
“Wow teteknya montok sekali, putih lagi”
komentarnya sambil meremas payudara
kananku yang pas di tangannya.
Seperti yang aku katakan, untuk ukuran anak
SMA seusiaku, ukuran dadaku cukup besar
dengan puting berwarna merah kecoklatan.
Kiryo juga langsung kesengsem dengan
payudaraku, dengan gemas dia melumat yang
kiri. Mereka kini semakin liar menggerayangiku.
Putingku makin mengeras karena terus dipencet-
pencet dan dipelintir Pak Togar sambil
mencupangi leher jenjangku, dia melakukannya
cukup lembut dibandingkan Kiryo yang
memperlakukan payudara kiriku dengan kasar,
dia menyedot kuat-kuat dan kadang disertai
gigitan sehingga aku sering merintih kalau
gigitannya keras. Namun perpaduan antara kasar
dan lembut ini justru menimbulkan sensasi yang
khas. Melihat aku semakin pasrah, mereka
semakin menjadi-jadi. Tak kusadari rokku sudah
terangkat sehingga dapat kurasakan angin
membelai kulit pahaku, celana dalamku pun
tersingkap dengan jelas. Kiryo menyusupkan
tangannya ke balik celana dalamku dan mulai
mengobok-obok di dalam sana. Tangan Pak
Togar yang lainnya merayap turun mengelusi
belakang pahaku hingga mencengkram
pantatku. Nafasku makin memburu, aku hanya
memejamkan mata dan mengeluarkan desahan-
desahan menggoda. Vaginaku terasa semakin
becek karena gesekan-gesekan dari jari Kiryo,
bahkan suatu ketika aku sempat tersentak pelan
ketika dua jarinya menemukan lalu mencubit
pelan daging kecil yang tak lain adalah klitorisku.
“Ohhhhh…..Bang…….auw!!” desahku.
Tubuhku serasa lemas tak berdaya, pasrah
membiarkan mereka menjarah tubuhku.
Reaksiku ini membuat mereka semakin
bergairah. Kiryo meraih tangan kiriku dan
menuntunnya ke penisnya yang entah kapan dia
keluarkan. Ukurannya lumayan jadi juga,
walaupun perawakannya kurus dan dekil,
penisnya yang sudah tegang cukup besar
sehingga membuatku terhenyak.
“Waw…keras juga, gede lagi” kataku dalam hati
saat menggenggam penisnya yang memang
panjang itu.
Aku mulai mengocoknya perlahan sesuai yang
diperintahkannya, terasa benar benda itu makin
membengkak saja dalam genggamanku. Tak
lama kemudian, Kiryo menarik tangannya keluar
dari celana dalamku, jari-jarinya basah oleh
cairan kewanitaanku yang langsung dijilatinya
seperti menjilat madu. Kemudian aku disuruh
berdiri menghadap tembok dan menunggingkan
pantatku pada mereka, kusandarkan kedua
tanganku di tembok untuk menyangga tubuhku.
“Asyik nih, siang ini kita bisa ngentot cewek
cantik” celoteh Kiryo sambil meremasi
bongkahan pantatku yang membulat indah itu.
“Iya…dari dulu saya sudah naksir berat sama si
Non Erlina ini, soalnya udah kece, suka pake baju
seksi pula. Ga nyangka akhirnya ada kesempatan
kaya gini…hehe” timpal pak Togar.
Dia langsung membuka baju dan celananya
hingga telanjang. Masih sambil dengan
berpegangan di tembok, kugerakkan mataku
memperhatikan burungnya yang baru
dikeluarkan dari sangkarnya. Wow…aku
membelalakkan mata tak berkedip, soalnya
ukurannya bisa dibilang menakjubkan, panjang
sih tidak beda jauh dari Kiryo tapi yang ini lebih
berurat dan lebar, dengan ujungnya yang
disunat hingga menyerupai cendawan.
Jantungku jadi tambah berdegup
membayangkan akan ditusuk olehnya. Sumpah
deh…penisnya ini mengalahkan semua teman-
teman kencanku. Jauh lebih menggairahkan
dibanding milik teman-teman SMU-ku yang
pernah ML denganku. Bahkan mengalahkan
penis Tarjo pembantuku sendiri. (sebagai
informasi aku pernah ML dengan pembantuku
yang bernama Tarjo. Di lain kesempatan, akan
kuceritakan pengalamanku itu).
Aku berhenti menatap takjub saat Kiryo mulai
menurunkan celana dalamku. Disuruhnya aku
mengangkat kaki kiri agar bisa meloloskan celana
dalam. Akhirnya pantatku yang sudah telanjang
menungging dengan celana dalamku masih
menggantung di kaki kanan. Posisiku yang
sedikit menungging mengakibatkan vaginaku
terpampang di hadapan mereka. Mata mereka
seperti mau copot melihat kewanitaanku yang
sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rok
abu-abuku yang terangkat hingga pinggang.
Kiryo mendekap tubuhku dari belakang dalam
posisi berdiri. Dengan lembut dia membelai
permukaan vaginaku yang ditumbuhi bulu-bulu
halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai
naik ke payudaraku, darahku makin bergolak
ketika telapak tangannya yang kasar itu
meremas-remas dadaku.
“Sshh.. Bang” desahku dengan agak gemetar
ketika jarinya menekan bagian tengah
kemaluanku.
“Tenang Non…saya gak bakal kasar kok, dijamin
enak ngentot sama si ganteng Kiryo!” kata Kiryo
memuji diri tanpa tahu kondiri dirinya, ia juga
terus merayu sambil mengelusi bagian pangkal
pahaku dengan jarinya.
Aksi Kiryo berhenti ketika Pak Togar meletakkan
sebuah kursi panjang di tengah toilet. Kursi
panjang itu biasa digunakan untuk duduk jika
sedang ngantri mau ke toliet. Pak Togar lalu
memberi isyarat agar Kiryo menelentangkan
tubuhku di atas kursi itu. Sekarang aku terbaring
telentang di atas kursi itu dengan Kiryo berada di
antara kedua pahaku. Dia membentangkan
pahaku lebar-lebar membuatku malu dan
menutupkan tanganku di vaginaku. Dengan
gemas dia membentangkan tanganku lagi. Pak
Togar lalu mendekat dan berkata :
”Non Erlina, dari dulu saya pengen suatu saat
nanti agar kontol saya bisa ngerasian bibir Non.
Eh, akhirnya kesampaian juga. He.he..” katanya
sambil tertawa, “sekarang ayo buka mulutnya
Non!” perintah Pak Togar setengah menghardik.
Hal itu membuatku takut. Akupun pelan-pelan
meraih benda itu, ya ampun tanganku yang
mungil tak muat menggenggamnya, sungguh
fantastis ukurannya.
“Ayo non, emutin kontol Pak Togar tuh, pasti
yahud rasanya kalo diemut sama Non!” kata
Kiryo menimpali.
aku tak punya pilhan lain. Kubimbing penis
dalam genggamanku ke mulutku yang mungil
dan merah, uuhh.. susah sekali
memasukkannya karena ukurannya. Sekilas
tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku
harus menahan nafas juga terasa asin waktu
lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus
memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai
memaju-mundurkan kepalaku. Selain
menyepong tanganku turut aktif mengocok
ataupun memijati buah pelirnya.
“Uaahh.. uueennakk banget, Non Lina udah
pengalaman yah?” ceracau Pak Togar menikmati
seponganku, sementara tangannya yang
bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir
dan memencet putingku.
Di bawah sana, kurasakan Kiryo mulai menjilati
pahaku yang putih mulus, jilatannya perlahan-
lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku
hanya dapat bergetar saat kurasakan lidahnya
yang tebal dan kasar itu menyusup ke pangkal
pahaku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan
hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi
lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya
wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau
pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan
pantatku mempercepat naiknya libidoku. Aku
makin bersemangat mengoral penis Pak Togar
saking nikmatnya yg kurasakan.
“Wah, makin gatel nih Non Lina. Awas…kontol
saya jangan sampai digigit ya. ohhhh…ohh….”
kata Pak Togar.
Sambil mengoral penis Pak Togar aku
menjambak rambut si Kiryo yang sedang
menyeruput vaginaku. Aku benar-benar sudah
terbuai dalam kenikmatan birahi. Sebentar lagi
aku akan mencapai puncak kenikmatan. Tidak
sampai lima menit, tubuhku mengejang, rasa
nikmat itu menjalar dari vagina ke seluruh
tubuhku. Sensasi itu berlangsung terus sampai
kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah
Kiryo melepaskan kepalanya dari situ, nampak
mulutnya basah oleh cairan cintaku
Badanku lemas, dan kulepaskan mulutku dari
penis Pak Togar. Pak Togar nampaknya
mengerti dengan kondisiku sehingga dia tidak
memaksaku mengoral penisnya lagi.
“Emang enak ya cairan pejunya cewek SMA”
sahut Kiryo kepada Pak Togar.
“Tunggu sampai lu rasain sepongannya deh
Kir…pokoknya maknyus deh! Non Lina udah
pengalaman yah?” kata Pak Togar.
“Benar tuh Pak…anak-anak SMA sekarang kan
doyan ngentot. Hehehehe…”
Aku hanya mengatur nafasku sambil
memejamkan mata mendengar olok-olok
mereka. Belum beres aku mengatur nafasku
yang memburu, aku mulai merasakan ada jari
yang merenggangkan vaginaku, kemudian
disusul dengan sebuah benda keras yang
menyeruak masuk. Benda itu adalah penis Kiryo,
ia sepertinya buru-buru sekali ingin menikmati
vaginaku. Aku membelalakkan mata menahan
nyeri ketika penisnya menerobos vaginaku.
Penis besar itu kesulitan menjebol vaginaku yang
masih sempit itu. Kepala penisnya yang besar itu
menggesek klitoris di liang senggamaku hingga
aku merintih antara sakit dan nikmat. Ia terus
berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku
yang memang sudah sangat basah. Aku
memejamkan mata, meringis, dan merintih
menahan rasa perih akibat gesekan benda itu
pada milikku. Pelahan-lahan benda itu meluncur
masuk ke dalam milikku. Dan ketika dengan
kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya
seluruhnya amblas ke dalam diriku. aku tak
kuasa menahan diri untuk tidak memekik.
“ahh……….bang…….stop…….ahhhhhhh…….sakittttttt…
pelan dikithh!!” aku melolong panjang menahan
rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku
yang masih sempit, sampai mataku berair.
Perasaan perih bercampur nikmat tersebut
membuat badanku mengejang beberapa detik.
“Oohh.. Non Lina sayang…peret banget..
memekmu.. enaknya!” ceracaunya di tengah
aktivitasnya.
Kiryo menyetubuhiku dalam posisi doggie di
atas lantai toilet, alat kelamin kami yang
bertumbukan menimbulkan bunyi plok-plok-
plok. Aku sungguh larut dalam kenikmatan ini
dan tak bisa menahan desahanku.
Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku,
semakin cepat dan semakin dalam, saking
keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan
hingga masuk semua. Ini membuatku merasa
sakit bukan main dan aku menyuruhnya
berhenti sebentar, namun Kiryo yang sudah
kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia
menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku
dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa
perih dan nikmat bercampur baur dalam
desahan dan gelinjang tubuh kami. Pak Togar
tidak menyia-nyiakan mulutku yang mengap-
mengap dan terbuka lebar. Ia berlutut di
hadapanku dan dijejalinya penisnya ke mulutku
sehingga teriakanku tersumbat. Kiryo makin
brutal menyodok-nyodok vaginaku. Sambil
menyodok, kepalanya merayap ke payudaraku
dan tangannya sesekali menampar bongkahan
pantatku karena gemas. Aku menggelinjang tak
karuan waktu puting kananku digigitnya dengan
bernafsu, kocokan dan kulumanku pada penis
Pak Togar pun makin bersemangat. Rupanya
teknik oral seksku telah membuat Pak Togar
ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa
mulutku dengan memaju-mundurkan
pinggulnya seolah sedang bersetubuh. Kepalaku
pun dipeganginya dengan erat seolah tidak rela
melepaskannya. Bahkan sesekali dia menjambak
rambutku ketika aku menggigit pelan batangnya.
Penisnya yang besar itu menyesaki mulutku
yang mungil itu pun ada sisanya karena tidak
tertampung semua. Hal itu membuat aku susah
bernafas. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja
disenggamai dari dua arah oleh mereka,
sodokan dari salah satunya menyebabkan penis
yang lain makin menghujam ke tubuhku. Aku
mencoba mengikuti ritme genjotan mereka
hingga pelan-pelan akupun mulai terbiasa, serasa
terbang melayang-layang aku dibuatnya hingga
akhirnya tubuhku menggelinjang. Aku mau
menjerit tapi mulutku tersumbat oleh penis Pak
Togar. Bersamaan dengan itu pula genjotan
Kiryo terasa makin bertenaga.
“Non…neng saya keluar nih !” erangnya panjang
sambil meringis.
Hal yang sama pula dirasakan olehku, aku tidak
sanggup lagi menahan gelombang orgasme
yang menerpaku demikian dahsyat. Kami
mencapai orgasme bersamaan, aku dapat
merasakan spermanya yang menyembur deras
di dalamku, dari selangkanganku meleleh cairan
hasil persenggamaan kami.
Aku melepaskan penis Pak Togar dari mulutku
dan mengambil udara segar. Tubuh telanjangku
terbaring lemas di kursi panjang itu. Lelah sekali
persetubuhan liar barusan. Kurasakan
punggungku sakit karena bergesekan dengan
kursi panjang itu.
“Hehe…liat nih Pak Togar, akhirnya saya bisa
juga numpahin peju ke memek bidadari sekolah
kita” kata Kiryo membentangkan bibir vaginaku
dengan jarinya, seolah ingin memamerkan
cairan spermanya dengan bangga.
“Ngehek juga kau Kir, kenapa pula jadi kau yang
duluan ngetotin dia. Kan harusnya saya sebagai
yang lebih tua darimu”. kata Pak Togar sewot.
“Aduh maaf Pak. Habis saya gak tahan tadi.
Soalnya Non Lina ini udah dari dulu pengen saya
entotin. He..he… Kalo saya ngocok pasti selalu
ngebayangin dia. Jadi mengertilah Bang.
He,,he,,” kata Kiryo sambil cengengesan.
Pak Togar lalu mendekatiku.
“Non Lina, bisa ga Bapak tusuk sekarang? udah
ga tahan daritadi belum rasain memeknya Non,
boleh kan?” kata Pak Togar sambil mengangkat
tubuhku.
Aku tahu itu hanya basa-basi, sebab jika aku
menolak sekalipun dia pasti akan tetap
melakukannya. Maka, walau masih lemas
banget, tapi kuanggukan kepala mengiyakannya.
“Tapi pelan-pelan ya…masih cape nih” kataku
sambil menatap ngeri ke penis supernya yang
sudah menegang maksimal.
Dia nampaknya senang, karena sebentar lagi
akan merasakan kenikmatan gadis muda.
Diangkatnya tubuhku lalu digiring ke arah
wastafel lalu aku disuruh berbalik dan tanganku
bertumpu pada wastafel. Sekarang aku dapat
melihat diriku melalui cermin di hadapanku dan
dari belakang kulihat dia sedang mengagumi
tubuhku dan mengelus-ngelusnya.
“Bener-bener body yang top!” pujinya sambil
meremas bongkahan pantatku dengan gemas
dan menepuknya.
Saat tangannya mengelus kemaluanku tanpa
sadar aku malah merenggangkan kakiku
sehingga dia makin leluasa merambahi daerah
terlarang itu. Lewat cermin kulihat dia mulai
mempersiapkan penisnya dengan menggosok-
gosokkan pada bibir vagina dan anusku.
Kemudian dia menyelipkan penisnya di antara
selangkanganku lewat belakang. Tanpa buang
waktu lagi, Pak Togar mendorong penisnya
pada vaginaku. Walaupun sudah becek oleh
lendirku, aku masih merasa nyeri karena
penisnya yang tebal tidak sebanding ukurannya
dengan liang senggamaku. Aku merintih
kesakitan merasakan penis itu melesak hingga
amblas seluruhnya. Dia langsung menyodok-
nyodokkan penisnya dengan kecepatan yang
semakin lama semakin tinggi.
“Benar juga katamu Kir…sempit banget…enak…
ohh” sahut Pak Togar.
Dia pasti tak habis pikir bisa menikmati gadis
SMA sepertiku. Kedua bandot ini memnag
sangat beruntuk bisa menikmati tubuhku dengan
gratis. Tapi setelah kupikir-pikir toh aku juga
menikmatinya. Permainan mereka telah berhasil
menggali sisi terliar dalam diriku. Tak dapat
kusangkal bahwa aku sangat menikmati
persetubuhan ini.
“OH…pak terus….entot aku!!” desahku tanpa
malu-malu lagi.
Cermin di depanku memantulkan bayangan
wajahku yang sedang horny, mulutku mengap-
mengap mengeluarkan merintih terlebih ketika
tangan kasar itu meremas-remas kedua
payudaraku sambil sesekali dipermainkannya
putingku yang sudah mengeras.
“Suka ga Non Lina bapak ginikan?” tanyanya
sambil terus menggenjot dan mempermainkan
payudaraku. Nampaknya dia senang melihatku
tersiksa seperti ini.
”Aahh.. iya…suka…” desahku tak tertahankan.
Pak Togar menimpali jawabanku dengan berkata
pada Kiryo : “Lu denger Kir? Katanya dia suka.
Hahaha….”
“Hajar aja terus memeknya Pak. Udah gatal dia
itu….hahahahahah..” kata Kiryo.
Kiryo menontonku sedang bersetubuh dengan
Pak Togar sambil duduk merokok di bangku
panjang.
Pak Togar makin bersemangat saja
menyetubuhiku. Tusukan-tusukan penisnya
seolah merobek tubuhku, hingga 15 menit
kemudian tubuhku bagaikan kesetrum dan
mengucurlah cairan dari vaginaku dengan deras
sampai membasahi pahaku. Aku merintih
panjang sampai tubuhku melemas kembali,
kepalaku jatuh tertunduk, nafasku masih kacau
setelah mencapai orgasme. Tadinya kukira dia
juga akan segera memuntahkan spermanya,
ternyata aku salah, penisnya masih begitu keras
dan dia masih kuat menggenjotku tanpa
mempedulikan kondisiku yang mulai kepayahan.
Rambut panjangku dijambaknya sehingga
kepalaku terangkat, kembali kulihat adeganku
melalui cermin dimana tubuhku yang telah
mandi keringat tergoncang-goncang, nampak
pula payudara terayun kesana-kemari. Sudah
seperempat jam berlalu, selama itulah aku
digenjotnya namun belum terlihat tanda-tanda
akan orgasme, justru nafsuku mulai bangkit lagi.
Variasi gerakannya sangat lihai sampai
membuatku berkelejotan, juga staminanya itu
sungguh diluar dugaan. Mendadak dia menarik
lepas penisnya, aku sudah siap menerima
semprotan spermanya, namun…ooohh..tidak!
penis itu masih mengacung dengan gagahnya.
Dia lalu duduk di kursi panjang tadi,
“Sini Non, kita main pangku-pangkuan!”
suruhnya seraya menepuk paha.Aku menurut saja dan tanpa diminta lagi aku
naik ke pangkuannya, tanpa malu-malu lagi aku
melingkarkan tangaku di pundaknya. Akupun
dengan senang hati menuntun penisnya
memasuki milikku, dalam posisi seperti ini aku
dapat lebih aktif bergoyang. Setelah menurunkan
tubuhku hingga penisnya amblas ke dalam
vaginaku, aku pun mulai bergoyang di
pangkuannya. Pak Togar pun membalas
gerakkanku dengan menyentak-nyentak
pinggulnya berlawanan denganku sehingga
tusukannya makin dalam. Kedua tangannya
menggerayangi tubuhku terutama payudara dan
punggung.
“Ohhh.oohhhhh……ohhhh.” hanya itu yang
keluar dari mulutku.
Aku menggoyangkan tubuhku dengan gencar
dengan gerakan naik-turun, sesekali aku
melakukan gerakan meliuk sehingga Pak Togar
mengerang karena penisnya terasa diplintir.
Wajahnya dibenamkan pada belahan dadaku,
putting kiriku disedot dan dikulumnya dengan
rakus.
Kunaik-turunkan tubuhku dengan gencar sampai
dia melenguh-lenguh keenakan.
“Uuugghh…oohh…memek SMA enak banget,
nngghhh…memek anak..sma..!!”.
Kiryo menonton adegan kami sambil mengelus-
elus penisnya, dia ingin memancing adik kecilnya
untuk `bangun`.
“Ayo…goyang Non…oohh!” Pak Togar
sepertinya ketagihan dengan goyanganku.
Tangannya tetap meremas-remas dadaku,
bahkan sesekali mulutnya menggigit
payudaraku. Kontan aku menjerit-jerit makin
kuat. Jeritanku membuat Pak Togar makin
bernafsu begitu juga Kiryo, dia tidak tahan hanya
menonton saja. Dia mendekat dan berdiri di
sebelahku, penisnya mengacung di depan
mukaku. Dia mengelus-eluskan benda itu pada
pipiku yang halus.
“Emut non…ayo buka mulutnya!” sambil
mengarahkan batangnya ke mulutku yang
mendesah-desah.
Dengan setengah memaksa dia menjejalinya ke
mulutku. Aku yang tak punya pilihan lain
langsung memasukkan penis itu ke mulutku.
Kusambut batangnya dengan kuluman dan
jilatanku, aku merasakan aroma sperma pada
benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala
penisnya dimana masih tersisa sedikit cairan itu,
ntah kenapa aku tidak merasa jijik. Malah kupakai
ujung lidahku untuk menyeruput cairan yang
tertinggal di lubang kencingnya. Hal itu membuat
Kiryo blingsatan sambil meremas-remas
rambutku. Aku melakukannya sambil terus
bergoyang di pangkuan Pak Togar.
”ah uh ah….hhhhh………”suara-suara itu
membahana di kamar mandi itu. Untung
suasana sekolah sudah sepi kalau tidak bisa
berabe.
Dengan tetap bergoyang, aku juga mengisap-
ngisap penis Kiryo makin keras hingga membuat
batangnya menegang maksimal. Tangannya
merayap ke bawah menggerayangi payudaraku.
Dia sangat pandai meremas-remas titik
sensitifku, sehingga aku dibuatnya melayang-
layang. Gelombang orgasme sudah di ambang
batas, aku merasa sudah mau sampai, namun
Pak Togar menyuruhku bertahan sebentar agar
bisa keluar bersama. Sampai akhirnya dia
meremas pantatku erat-erat dan memberitahuku
akan segera keluar, perasaan yang kutahan-
tahan itu pun kucurahkan juga.
“Aaaahhhhh….hhhhhhhh!!!!” desahan panjang
keluar dari mulutku, kepalaku mendongak ke
atas menatap langit-langit kamar mandi sehingga
penis Kiryo yang sudah menegang maksimal
lepas dari bibirku.
Aku dan Pak Togar orgasme bersamaan dan dia
menumpahkannya di dalam rahimku. Vaginaku
serasa banjir oleh cairannya yang hangat dan
kental itu, sperma yang tidak tertampung
meleleh keluar di daerah selangakanganku. Aku
ambruk ke depan, ke dalam pelukan Pak Togar.
Dia peluk tubuhku sambil penisnya tetap dalam
vaginaku, kami berdua basah kuyup keringat
yang mengucur. Aku merasakan kehangatan
dalam dekapan pria itu. Tanpa memperdulikan
tubuhku yang lemas Kiryo langsung
mengangkat tubuhku dari Pak Togar. Dia lalu
membuatku menungging diatas lantai dengan
tangan bertumpu pada kursi panjang itu.
“Mau ngapain lagi sih Bang?” tanyaku. “udah
dulu dong, Lina dah cape nih” keluhku yang tidak
dipedulikannya.
Dia menepuk-nepuk pantatku yang montok. Dia
kemudian meludahi bagian duburku beberapa
kali. lalu digosok-gosokkan dengan jarinya ke
daerah itu. Aku memejamkan mata dan
berharap semoga dia tidak menyerang anusku,
karena aku sudah membayangkan ngerinya
kalau batangnya itu membobol pantatku yang
masih perawan. Aku belum pernah anal seks
sebelumnya dan tidak punya keinginan untuk
melakukannya karena membayangkannya juga
sudah sakit. Sunguh aku lemas jika
membayangkan rasa sakit jika penisnya
menusuk-nusuk anusku seperti menusuk-nusuk
vaginaku. Belum habis aku berfikir aku dikejutkan
oleh sebuah benda lonjong di bibir lubang
anusku. Aku pun kontan menarik pantatku. Tapi
Kiryo malah menarikku. Aku terkejut dan
mencoba berontak
“Jangan bang…jangan di situ…. Sakit!” ibaku.
“Tahan Non, masih baru emang sakit, tapi ntar
pasti enak kok” katanya dengan tenang.
Aku masih meronta-ronta tapi Pak Togar
memegangi tubuhku. Nampaknya dia memberi
kesempatan bagi Kiryo menikmati anusku. Dia
perlahan-lahan mendorong penisnya masuk ke
anusku. Anusku pun kontan mengerut. Dia
masih terus berusaha melicinkan jalan penisnya.
Setelah beberapa saat menarik dan mendorong
akhirnya ia berhasil memperawani anusku. Aku
memeluk tubuh Pak Togar karena saking
perihnya baru pertama kali ditusuk bagian sana.
Dia diamkan sebentar penisnya disana untuk
beradaptasi sekalian menikmati jepitannya.
Kesempatan ini juga kupakai untuk
membiasakan diri dan mengambil nafas.
“Auhhh….sakit…” Aku menjerit keras saat dia
mulai menghujamkan penisnya. Secara bertahap
sodokannya bertambah kencang dan kasar
sehingga tubuhku pun ikut terhentak-hentak.
Aku tidak bisa melukiskan rasa sakit yang aku
rasakan. Tanpa menghiraukannku dia tetap
mengengot duburku. Untuk merangsangku, Pak
Togar meraih kedua payudaraku yang
bergoyang dan diremas-remasnya dengan
lembut. Tapi remasannya kalah dibandingkan
rasa sakit yang kuterima.
“pak..u..da..ah….Erlina..sa..kit” jeritku panjang.
Keringat dan air mataku bercucuran. Jeritanku itu
bukannya membuatnya kasihan malahan
membuatnya makin bernafsu. Dengan keras dia
sodok-sodokan penisnya dan pantatku yang
mulus itu diremas-remas dengan brutal. Suara
rintihanku saling beradu dengan lenguhan.
Lambat laun mulai kuraskan nikmat sedikit. Tapi
walaupun begitu air mataku tetap bercucuran
akibat sensasi nikmat di tengah-tengah rasa perih
dan ngilu. Rasa sakit itu kurasakan terutama pada
dubur, aku mengaduh setiap kali dia mengirim
hentakan dan remasan keras, namun aku juga
tidak rela dia menyudahinya. Terkadang aku
harus menggigit bibir untuk meredam jeritanku.
“aduh, sempit banget nih pantat.” desahnya
sambil terus menggenjotku.
“Udah bangsat. Hentikan. Sak…..it…..” kata-kata
kasar keluar dari mulutku, tapi dia bahkan tidak
peduli.
Aku terus memaki dan memakinya agar
berhenti. Untuk meredam suaraku Pak Togar lalu
mamasukkan penisnya ke mulutku dan
memaksaku mengemutnya. Dia bahkan mulai
kasar dengan menjambak rambutku. Aku tak
punya pilihan lain selain mengoralnya. Hitung-
hitung pengalih rasa sakit vaginaku. Kusedot
dengan keras penis hitam itu. Kubuat pemiliknya
medesah-desah. Walau masih lengket-lengket
bekas persenggamaan barusan, kupakai lidahku
menyapu batangnya. Aku dapat melihat ekspresi
kenikmatan pada wajahnya akibat teknik oralku.
Tiba-tiba Kiryo melingkarkan kedua lengannya ke
ketiakku dan menarik bahuku. Kedua lenganku
sekarang terkunci oleh lengan Kiryo dan
terentang ke samping, membuatku terpaksa
melepaskan kulumannya pada penis Pak Togar.
Dalam posisi seperti itu Kiryo kemudian menarik
tubuhnya sehingga kami berdua terlentang di
lantai kamar mandi itu dengan posisi tubuhku
ada di atasnya.
Melihat hal itu, Pak Togar ikut maju,
dipentangkannya kedua belah pahaku dan
ditekuknya ke arah samping sehingga
mengangkang seperti kodok, membuat
vaginaku terkuak lebar.
“Oohhh… janganh.. ahhh…hentikan……….”Aku
berteriak takut saat menyadari apa yang akan
dilakukan oleh Pak Togar. Pelan-pelan Pak Togar
mula mendekatkan penisnya ke vaginaku. Aku
berontak menyadari bahwa akan ada 2 penis
besar dironggaku. Pasti sangat sakit pikirku. Tapi
aku tak bisa berbuat banyak karena Kiryo
memegangi tubuhku hingga aku tak bisa
bergerak.
“AAHHHHHKKK…am…pun………….nnnnn……..”
aku menjerit saat penis Pak Togar menembus
liang vaginaku.
Sekarang dua batang penis besar memasuki
tubuhku dari depan dan belakang. Aku meronta-
ronta hebat saat secara bergantian Kiryo dan Pak
Togar menggenjot tubuhnya. Tubuh ku
mengeliat-liat di dalam himpitan kedua penjaga
sekolah buruk rupa itu. Dan sambil menggenjot
vaginaku, Pak Togar juga sibuk menciumi dan
melumat bibirku. Aku merasa tersiksa dihimpit
kedua penjaga sekolah brutal ini, tapi sebenarnya
Aku juga merasakan sebuah sensasi hebat yang
bergolak dari dalam tubuhku, bagaikan api besar
yang membara dan meledak-ledak, membuatku
akhirnya tenggelam dalam permainan seks
bertiga itu. Apalagi ternyata Kiryo dan Pak Togar
sangat lihai dalam urusan seks, membuat
sensasi dalam tubuhAku meledak.
“aahhh… ahhhh… mau nyampe…….. oohhh…
udaaaahhh… oohhh… udaaahhh…”Aku merintih-
rintih merasakan orgasmenya setiap saat bisa
meledak. Tapi kelihaian Kiryo dan Pak Togar
dalam bersenggama membuat mereka bisa
menahan orgasmeku. Mereka tidak ingin Aku
selesai dengan mudah. Setiap kali Aku akan
meledakkan orgasmenya, setiap kali pula mereka
menghentikannya dengan bermacam cara,
seperti dengan menghentikan genjotan
penisnya, atau menjambak rambutku sampai
kesakitan dan melupakan dorongan
orgasmenya.
Aku benar-benar dibuat takluk oleh kedua
penjaga sekolah itu. Kurasakan wajahku panas
merasakan sensasi orgasmenya berulang kali
berhasil digagalkan. Entah berapa lama tubuhku
berada di dalam himpitan dan genjotan kedua
penjaga sekolah itu.Aku sendiri sampai terlalu
payah untuk merintih, tubuhnya sekarang hanya
tergetar dan menggeliat setiap kali hendak
orgasme.
“Gimana rasanya dikeroyok kaya gini Non Erlina?
Ngomong dong..” kata Pak Togar sambil terus
menggenjot vaginaku.
“Eeegghh… ennaaakkk… Oohhhh… Nikmathh…
Ahhhhh…..” jawabku sambil membiarkan kedua
puting payudaraku dijilat dan digigit kecil oleh
Pak Togar.
“Apa Non mau lain kali ngentot bareng kita lagi?”
tanya Kiryo dari belakang.
“Ehhkkhh…. iyaahhh… mauuhhh… oohhh…” aku
menjawab asal saja.
Mendengar hal itu Kiryo makin bersemangat
menggenjotkan penisnya di anusku. Hal itu
berlangsung sekitar 15 menit lamanya sampai
aku merasakan tubuhku seperti mau meledak,
yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang
dan memeluk Pak Togar erat-erat sampai
kukuku mencakar punggungnya. Selama
beberapa detik tubuhku menegang sampai
akhirnya melemas kembali dalam dekapan
mereka. Namun mereka masih saja
memompaku tanpa peduli padaku yang sudah
lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun
terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan
mereka terasa makin erat sampai membuatku
sulit bernafas, serangan mereka juga makin
dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak
Togar, dan Kiryo menjambak rambutku. Aku
lalu merasakan cairan hangat menyembur di
dalam vagina dan anusku. Mereka berdua pun
terkulai lemas diantara tubuhku dengan penis
masih tertancap.
Tanpa disadari, ada seseorang di luar sana yang
telah mengetahui perbuatan mesum kami di
toilet ini. Tiba-tiba saja pintu terbuka dan orang
itu masuk
“Hei, apa-apaan kalian? Ini sekolah, bukan tempat
untuk main gila!” bentaknya
Tentu saja kami pun terkejut dan melihat ke arah
Ms. Alice, guru Bahasa Inggris yang berasal dari
Amerika itu, berdiri berkacak pinggang dengan
muka yang marah. Perlu diketahui bahwa
sekolahku adalah sekolah internasional jadi tidak
heran ada beberapa guru native yang mengajar
di sini. Ms. Alice adalah seorang wanita berumur
24 tahun, berambut merah pendek dengan
tubuh terbilang jangkung kalau dibandingkan
tinggi badan wanita Asia pada umumnya. Ia
sudah dua tahun di Indonesia sehingga sudah
cukup lancar berbahasa Indonesia. Aku yang
masih kaget buru-buru metutupi dadaku yang
telanjang dengan kedua lengan. Mata Ms. Alice
terpaku melihat melihat batang kemaluan kedua
pria itu yang setengah ereksi itu. Melihat reaksi
Ms. Alice yang terdiam dan matanya mengarah
pada kemaluan pria itu, Pak Togar timbul
nyalinya untuk maju mendekati Ms. Alice,
matanya menatap mata hijau wanita bule itu
dengan tajam. Aneh, Ms. Alice yang tadinya
tampak galak tiba-tiba terdiam dan melangkah
mundur setengah langkah. Tanpa aba-aba, Pak
Togar menarik lengan Ms. Alice dan dengan
cepat mendekap tubuhnya.
“No…tidak…mmmhhh!” sebelum Ms. Alice
menyelesaikan kata-katanya bibirnya sudah lebih
dulu dilumat dengan ganas oleh Pak Togar.
Ms. Alice berusaha melepaskan diri dengan
mendorong tubuh penjaga sekolah itu, tetapi
tenaganya tentu kalah dibanding pria itu. Pak
Togar menyibak rok Ms. Alice hingga terlihat
pahanya yang jenjang dan putih mulus, tangan
kasar itu langsung menggerayangi kemaluan Ms.
Alice dari luar celana dalamnya. Mereka
bergumul beberapa saat hingga akhirnya
dorongan tangan Ms. Alice mulai berubah
menjadi pelukan dan elusan liar, ia mulai
membalas cumbuan Pak Togar dan bermain
lidah dengannya.bertarung dan tangan Ms. Alice
meraih penis Pak Togar.
Ciuman mereka terpisah beberapa saat untuk
mengambil nafas.
“Puasin saya Pak…yah setubuhi saya dengan
your big cock!” pinta Ms. Alice dengan suara lirih,
kelihatannya ia sudah terangsang berat.
Pak Togar menurunkan celana dalam Ms. Alice
lalu melepas bajunya dengan kasar. Ms. Alice
agak kaget tetapi diam saja. Batang kemaluannya
yang dari tadi dielus-elusnya itu kini digesek-
gesekkan oleh Pak Togar di selangkangannya.
Ms. Alice menyandarkan punggungnya ke
tembok dan mulai mengerang keenakan. Aku
pun kembali merasakan seseorang meremas-
remas buah dadaku dari belakang, ternyata Kiryo
yang nafsunya bangkit lagi siap untuk memulai
babak berikutnya. Aku pun melingkarkan tangan
memeluk lehernya, kutengokkan wajah ke
samping dan ia menyambut bibirku, kami
kembali berciuman. Penisnya yang sudah
bangkit lagi bergesekan dengan belahan
pantatku. Kulihat di sudut sana, Ms. Alice pun
mulai mengerang dan mendesah, tangannya
membuka kait branya sendiri lalu menurunkan
cupnya sehingga payudaranya pun terkuak. Pak
Togar langsung memainkan buah dada wanita
bule itu dan mereka pun berciuman dengan
panas. Setelah beberapa saat saling merangsang,
Pak Togar membawa Ms. Alice ke bangku
panjang dan membaringkannya telentang di
atasnya. Kemudian mulailah ia memasukkan
batang kemaluannya yang sudah siap tempur itu
ke dalam liang kemaluan Ms. Alice. Sodokan-
sodokan pertama dimulainya dengan pelan-
cepat pelan-cepat dengan ritme yang secara
random. Ms. Alice mendesah dan menggumam
dalam bahasa Inggris menerima sodokan-
sodokan penis pria itu. Sementara tubuhku juga
telah kembali bersatu dengan Kiryo, sambil
mendekapku dari belakang ia memasukkan
penisnya ke vaginaku, tubuhku dibungkukan ke
depan membentuk sudut 90 derajat dan ia
memegangi kedua pergelangan tanganku. Ia pun
memulai genjotannya terhadap vaginaku. Dalam
posisi begini kedua payudaraku nampak jelas
sekali berayun-ayun mengundang selera.
“Uuugghhh…asoy nih, memek bule,
sedappphh!” ceracau Pak Togar sambil terus
menggenjot vagina Ms. Alice dengan
berpegangan pada kedua pergelangan kaki
wanita itu.
Ms. Alice terlihat pasrah, tubuhnya yang sudah
telanjang bulat tersentak sentak di atas kursi
panjang itu. Aku melihat jelas vagina Ms. Alice
yang bulunya juga kemerahan itu diterobos
penis pak Togar yang besar dan berurat.
Desahan pelan yang seksi dari guru Bahasa
Inggrisku itu membuatku panas dingin
menyaksikannya. Ms. Alice sama sekali tak
terlihat diperkosa, bahkan dengan penuh
penyerahan ia menyambut setiap tusukan pak
Togar dengan sedikit mengangkat pinggulnya,
nampaknya ia sudah lama tidak menikmati
kenikmatan seks sehingga sekarang demikian
larut di dalamnya.
Sepuluh menitan kemudian mereka berganti
posisi, kini Pak Togar telentang di bangku
panjang dan sebelum ia sempat meminta, Ms.
Alice sudah lebih dulu meraih penis besarnya
dan menjilatinya dengan bernafsu. Wajah Ms.
Alice nampak liar ketika menjilati penis itu sambil
mengocoknya persis seperti artis-artis porno di
film-film produksi Vivid dan Private, berbeda
sekali dengan kesehariannya ketika mengajar di
kelas yang anggun dan keibuan. Sedangkan aku
kini sedang disetubuhi Kiryo dengan punggung
bersandar ke tembok dan kedua kakiku diangkat
olehnya, ternyata kurus-kurus begini kuat juga
dia menopang tubuhku. Penisnya menghujam-
hujam vaginaku, terkadang bibir kami bertemu
dan saling bermain lidah. Aku sudah benar-
benar mandi keringat karena sudah bergulat
sejak tadi, tapi herannya kedua orang ini
sepertinya belum puas juga mengerjaiku apalagi
sekarang ditambah Ms. Alice.
“Aahh..ahhh…kuat banget sih Bang, mau sampe
kapan nih?” desahku di tengah pergumulan kami
“Hehehe…mumpung dapet rejeki Non, kapan lagi
bisa gini, makannya kudu dipuas-puasin
sekarang…huuhhh….uuhh!” jawabnya tanpa
menghentikan genjotan
“Enngghh…Bang…” aku melenguh keenakan
ketika tiba tiba penisnya menyodok dalam-
dalam.
Cairan cintaku yang sudah kembali meleleh
melumasi vaginaku membuat sodokan itu terasa
begitu nikmat. Apalagi urat urat yang
menggerinjal itu berdenyut denyut, membuat
aku kehilangan kontrol dan mulai menggerakkan
pinggulku menyambut tiap genjotannya.
“Enak kan Non?” tanya Kiryo dengan senyum
mengejek.
“Iyah Bang… enakkhh.. ooohh” jawabku yang
sedang dimabuk birahi.
Dalam diriku sekarang ini hanyalah mengejar
orgasmeku, tak kuperdulikan celotehan Kiryo
yang mengejekku dengan cara menirukan
desahan, erangan dan lenguhanku. Aku
menggerakkan mata ke arah bangku panjang,
ternyata mereka sedang bergaya 69. Pak Togar
sedang asyik-asyiknya menjilat dan mencucuki
vagina Ms. Alice yang di atas tubuhnya, ia
membenamkan wajahnya pada vagina berbulu
kemerahan itu seolah mau melahapnya. Ms.
Alice dengan badan menggeliat-geliat menahan
nikmat juga tidak kalah agresif mengoral penis
penjaga sekolah itu sehingga pria itu melenguh
nikmat dan berkelejotan.
Setelah itu Ms. Alice melanjutkannya dengan naik
ke penis Pak Togar, setelah menempelkan kepala
penis itu pada bibir vaginanya, Ms. Alice
menurunkan tubuhnya dan blesss…penis Pak
Togar pun terbenam dalam vaginanya. Ia mulai
menaik turunkan tubuhnya hingga vaginanya
terpompa oleh penis itu. Pak Togar dibuatnya
kelabakan dan mengerang ngerang dengan
goyangan tubuhnya yang ganas. Kiryo sudah
hampir selesai denganku, ia sudah mau keluar.
Sebelum ngecrot ia menurunkan tubuhku dan
menyuruhku berlutut. Di depan wajahku ia
kocok penisnya dan crottt…croott…spermanya
muncrat diiringi erangannya. Wajahku pun
basah karena cipratan cairan putih kental itu. Aku
membuka mulut menyambut cipratan sperma
itu, setelah semprotannya melemah, kuraih
benda itu dan langsung kumasukkan mulut dan
kuemuti dengan nikmatnya penisnya yang mulai
lembek bercampur sperma dan cairan
kewanitaanku itu. Kiryo akhirnya terduduk lemas
di lantai, aku yang belum mencapai orgasme
menghampiri Pak Togar yang sedang sibuk
dengan Ms. Alice di atas bangku. Kunaiki wajah
Pak Togar dengan posisi berhadapan dengan
Ms. Alice, sehingga lubang kemaluan dan
pantatku tepat mengarah ke wajah pria itu.
Tanpa kuminta aku sudah merasakan lidahnya
menjilati liang kemaluanku yang basah itu dan
memainkan klitorisku. Pada waktu yang sama,
aku mulai menciumi Ms. Alice dan memainkan
buah dadanya, begitu pula dengan Ms. Alice
yang membalas ciumanku dengan ganas dan
juga meremas payudaraku. Ia menjilati cipratan
sperma yang membasahi wajahku itu hingga
bersih.
“You…naughty girl…sshh…I’ll punish you for
this!” katanya sambil mendesah di dekat
wajahku.
Aku hanya tersenyum nakal memandangnya
lalu kupagut bibirnya dan kamipun berpelukan
sesama wanita dan beradu lidah. Lima menit
kemudian bibirku merayap turun ke lehernya
terus dengan tujuan payudaranya. Putingnya
yang coklat itu pun akhirnya kutangkap dengan
mulutku dan kuemut-emut.
“Uuuhh…I’m coming…yeesss…aaahh…aahh!”
Ms. Alice mendesah panjang beberapa saat
kemudian diiringi dengan tubuhnya yang
mengejang.
Ia semakin cepat menaik-turunkan tubuhnya di
atas penis Pak Togar hingga akhirnya kulihat
tubuhnya semakin berkelejotan, ia
mencengkram erat kedua lenganku
menyongsong orgasme hingga melemas dalam
dekapanku.
“Weleh…weleh hari ini hoki banget udah dapet
cewek SMA dapet gurunya lagi…mana bule
pula!” sahut Kiryo berjalan menghampiri kami,
“yuk sini Miss, gua pengen ngerasain memek
bule nih!”
Ia menarik tubuh Ms. Alice yang masih lemas
pasca orgasme. Karena masih belum pulih
tenaganya Ms. Alice pun tersungkur di lantai.
Melihat itu, Kiryo duduk di lantai dan menaikkan
tubuh guru bahasa Inggrisku itu ke
pangkuannya dalam posisi berhadapan. Ia
mengarahkan penisnya yang sudah keras lagi ke
vagina Ms. Alice yang dengan pasrah mengikuti
saja arahannya.
“Aaaahh!!” terdengar desahan lirih dari mulut
wanita berambut merah itu saat ia menurunkan
tubuhnya hingga vaginanya tertancap di penis
Kiryo
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kiryo mulai
menyentak-nyentakkan pinggulnya ke atas
membuat Ms. Alice mendesah nikmat sambil
berpelukan pada tubuh kurusnya. Penjaga
sekolah bertubuh kurus itu membenamkan
wajahnya pada dada Ms. Alice dan dengan
bernafsu ia melumat payudaranya yang
berukuran lumayan besar itu secara bergantian.
“Non Lina, bapak tusuk lagi yah!” pinta Pak Togar
di bawah selangkanganku, sepertinya ia sudah
cukup puas melumat kewanitaanku, terlihat dari
mulutnya yang sudah belepotan cairanku.
Aku mengangguk saja mengiyakannya, lalu ia
menyuruhku berposisi doggie di lantai. Setelah
bertumpu dengan kedua lutut dan telapak
tanganku, aku merasakan kepala penisnya
kembali melesak masuk ke vaginaku.
“Uuuhhh!” desahku lirih dengan wajah terangkat.
Ia memompa tubuhku dengan penuh nafsu.
Tangannya meraba dan meremas-remas
payudaraku yang bergelayutan. Sambil terus
memompa, tangan satunya meraih payudara
Ms. Alice yang sedang bersetubuh dengan Kiryo
di sebelahnya. Tangannya yang menggerayangi
payudaraku makin ganas sambil sesekali
memilin-milin puting susuku. Tubuhku
tersentak-sentak karena pompaan Pak Togar,
kutengokkan kepalaku ke samping belakang
melihat Ms. Alice sedang menaik turunkan
tubuhnya di atas penis Kiryo sementara
payudaranya dikenyot pria kurus itu dan
payudara satunya diremas-remas Pak Togar.
Ms. Alice sepertinya sudah pulih tenaga dan
birahinya, terlihat dari goyangnya yang liar itu.
“Ooohhh…uuhh…Lina…Lina!!” ia memanggilku di
tengah desahannya
“Yes Miss?” jawabku
“Please…aahhh…remember…remember to keep
this little secret, ok…hhhmmhh!” katanya dengan
lirih.
“Sure…ahhhh…I do!” jawabku menyanggupi
Kami terus berpesta seks di toilet selama hingga
setengah jam ke depan, aku terpaksa minta
berhenti karena sudah mencapai batas
staminaku sedangkan mereka masih tampak
bersemangat. Untungnya ada Ms. Alice sehingga
mereka mengijinkanku pulang lebih dulu.
Setelah aku berpakaian Kiryo sedang
menyetubuhi Ms. Alice dalam gaya doggie
sementara Pak Togar di depannya menyetubuhi
mulut guruku itu. Aku berpamitan pada mereka
dan keluar menutup pintu membiarkan mereka
yang di dalam meneruskan kegiatan mereka
berasyik masyuk. Sungguh tubuhku terasa
lemas sekali, berjalan pun terasa nyeri pada
vagina dan pantatku, terutama anusku yang
kurasakan sakit dan sekarang terasa terbuka
longgar. Demikian sekilas petualangaku dengan
kedua penjaga sekolahku yang kelak terulang lagi
dan lagi pada hari-hari berikutnya. Aku semakin
tak dapat melepaskan diri dari kenikmatan yang
mereka berikan dan menjadi budak seks mereka
sampai aku lulus SMA. Aku senang karena
mereka mewarnai kehidupan seks masa SMA-ku
dengan variasi seks yang belum berbeda dari
yang lain. Sejak saat itu jika ada kesempatan aku
selalu bercinta dengan mereka. Tak jarang aku
mengundang mereka ke rumahku jika keadaan
sepi. Di rumah kami menikmati kepuasan mulai
dari kamar tidurku, ruang tamu sampai kamar
mandi. Bahkan beberapa kali aku mengajak
mereka untuk pesta seks dengan teman-teman
SMAku yang cantik-cantik, ya…sahabat-sahabat
dekatku yang kebetulan sama-sama petualang
seks. Ms. Alice, guru Bahasa Inggrisku itu,
bukanlah satu-satunya orang lain yang terlibat
dalam kehidupan seksku yang liar, guru les
pianoku yang gadis alim itu pun juga tak
terkecuali, lalu ada juga adik sepupuku dan
seorang guru muda cantik di sekolahku yang
ikut terseret dalam kehidupan gilaku ini. Pak
Togar sesekali mengajak kenalannya yang lain
untuk ikut menikmati tubuhku dan juga teman-
temanku. Biasanya yang diajak adalah lelaki yang
paruh baya namun staminanya bagus. Aku
hanya berpesan agar mereka tidak ember
membocorkan semua ini, I love my sex life!


Adult | GO HOME | Exit
1/4101
U-ON

inc Powered by Xtgem.com